September 25, 2023
slot gacor

Adat ini telah ada semenjak beberapa ribu tahun lalu

Sebagai salah satunya negara dengan sebagian besar warganya memeluk agama islam, Indonesia punyai deretan adat dalam warga untuk menyongsong bulan Ramadan, nih. Satu diantaranya warga Jawa. Tiap tahunnya akan diadakan beragam jenis adat untuk menyongsong bulan di mana semua umat Islam akan berpuasa.

sebelum lanjut ke artikel, kalian wajib cobain main game di Aladdin138, karna banyak keuntungan nya loh, selain kalian dapat penghasilan dengan hanya bermain game, kalian juga dapat menikmati bonus menarik setiap harinya, dan kalian bisa bermain game seru dimanapun dan kapanpun.

Seperti apa adat warga Jawa untuk menyongsong bulan Ramadan? Berikut penjelasannya buat kamu!

1. Padusan

Asal dari kata ‘adus’ yang maknanya mandi, padusan sebagai salah satunya adat ciri khas warga Jawa untuk menyongsong bulan Ramadan. Adat ini dipercayai sebagai sebuah ritus untuk menyucikan diri dari beragam jenis kekeliruan, dosa dan beberapa hal jelek yang lain dan dilaksanakan di sejumlah sumber mata air yang dipandang sakral.

Tidak ada yang ketahui tentu darimanakah asal muasal adat ini karena sebagian besar warga Jawa tentu lakukan padusan. Tetapi, bersamaan mengembangnya jaman, padusan sering dilaksanakan beramai-ramai terutamanya oleh beberapa anak kecil sampai remaja dengan bertandang ke kolam renang umum. Wajarnya padusan dilaksanakan satu hari saat sebelum diawalinya puasa.

2. Dugderan

Warga Semarang punyai adat sendiri, nih dalam menyongsong bulan Ramadan. Adat dugderan telah dilaksanakan semenjak tahun 1882, lho. Adat ini sekarang berbeda seperti sebuah festival atau karnaval. Dugderan asal dari kata ‘dug’ yang serupa dengan suara bedug yang dibunyikan sementara ‘deran’ merujuk pada bunyi suara mercon yang dihidupkan.

Dalam tiap Dugderan pasti ada Warak Ngendhog yaitu lambang Dugderan tersebut. Warak ngendhog mempunyai lambang siapakah yang jaga kesucian pada bulan Ramadan karena itu pasti mendapat pahala saat Idulfitri datang. Umumnya adat ini akan dibuka di Balai Kota Semarang dan disudahi di Mushola Kauman.

3. Riasgan

Riasgan atau dhandhangan sebagai adat untuk menyongsong bulan suci Ramadan yang sudah dilakukan oleh warga Kabupaten Kudus, Jawa tengah. Adat ini dahulunya dilaksanakan oleh beberapa santri mendatang ke Mushola Menara Kudus buat menanti kapan diawalinya Puasa yang dipublikasikan langsung oleh Sunan Kudus.

Pada perubahannya adat ini berbeda bentuk menjadi sebuah acara pesta masyarakat. Ada juga acara bertopik kebudayaan seperti pawai dan festival rebana. Umumnya Riasgan diikuti ada pasar malam disekitaran tempat mushola.

4. Perlon upload

Seminggu saat sebelum Ramadan datang, warga Banyumas akan lakukan adat Perlon Upload. Adat ini dilaksanakan di Dusun Pekuncen dengan jadwal khusus yaitu ziarah pendam ke pusara Bonokeling. Mereka yang turut dalam ziarah ini diharuskan tiba tanpa alas kaki sekalian membawa ambeng.

Sehabis ziarah, mereka akan bergabung untuk lakukan makan besar dengan menu khusus yaitu nasi buntel, serundeng sapi dan sayur berkuah. Antiknya, masyarakat akan berebutan makanan itu karena dipandang akan datangkan berkah sepanjang Ramadan.

5. Megengan

Seminggu saat sebelum Ramadan datang, warga Banyumas akan lakukan adat Perlon Upload. Adat ini dilaksanakan di Dusun Pekuncen dengan jadwal khusus yaitu ziarah pendam ke pusara Bonokeling. Mereka yang turut dalam ziarah ini diharuskan tiba tanpa alas kaki sekalian membawa ambeng.

Sehabis ziarah, mereka akan bergabung untuk lakukan makan besar dengan menu khusus yaitu nasi buntel, serundeng sapi dan sayur berkuah. Antiknya, masyarakat akan berebutan makanan itu karena dipandang akan datangkan berkah sepanjang Ramadan.

5. Megengan

Megengan ialah pasar tiban yang umumnya diselenggarakan di Alun-Alun Kabupaten Demak. Megengan dengan bahasa Jawa punyai arti meredam. Pada acara ini diadakan bermacam festival kulineran tradisionil. Beberapa pedagang akan jualan dimulai dari teritori Simpang Enam Demak sampai Teritori Pecinan.

Selainnya di Demak, Surabaya punyai adat Megengan, lho. Perbedaannya, di Surabaya, Megengan sebagai adat makan kue apem sebagai wujud untuk penyucian diri. Selainnya adat makan kue apem, Megengan di Surabaya dilaksanakan langkah melangsungkan tahlilan untuk doakan sanak saudara yang sudah wafat.

6. Acara pesta baratan

Di Jepara ada adat unik menjelang Ramadan, namanya ialah Acara pesta Baratan. Kata Baratan sendiri sebenarnya asal dari bahasa Arab yakni ‘baraah’ yang memiliki makna keselamatan atau ‘barakah’ yang bermakna berkah. Adat ini dilaksanakan di tanggal 15 Sya’ban yang sudah dilakukan langkah bergabung dalam mushola atau mushola untuk berdoa bersama, diteruskan makan nasi pulli.

Nasi pulli ialah nasi yang dibuat dari beras ketan yang ditumbuk lembut dan dikonsumsi bersama kelapa. Jadwal makan bersama ini yang selanjutnya menjadi simbolik untuk melepaskan arak-arakan yang hendak dilaksanakan oleh masyarakat.

7. Nyadran

Setiap menjelang Ramadan, warga di Jawa tengah terutamanya akan lakukan sebuah adat namanya nyadran. Adat ini dilaksanakan lakukan bersih pendam diteruskan taburi bunga dan disudahi selamatan di pusara nenek moyang. Makanan yang dibawa pada selamatan ini berlainan setiap wilayah, ya tetapi umumnya berbentuk nasi, sambal goreng, ingkung ayam, mi goreng, sampai urap sayur sekalinya.

Adat ini sebenarnya sebagai akulturasi dari tuntunan Hindu-Buddha dan dikenalkan oleh Walisongo supaya tuntunan Islam gampang diterima saat itu. Walau telah banyak ditinggal karena permasalahan keyakinan tetapi, cukup banyak juga yang melestarikan adat Nyadran.

Rupanya bermacam sekali, ya adat warga Jawa dalam menyongsong bulan Ramadan. Jika di wilayahmu adat apa, nih yang sudah dilakukan menjelang bulan puasa?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *